Kamis, 04 Agustus 2011

Cobalah amati kendaraan yang melintasi jalan raya. Pasti, mata Anda selalu terbentur pada Honda, baik berupa mobil maupun motor. Merk kendaran ini menyesaki padatnya lalu lintas, sehingga layak dijuluki “raja jalanan”.
Tautan
Namun, pernahkah Anda tahu, sang pendiri “kerajaan” Honda – Soichiro Honda - diliputi kegagalan. Ia juga tidak menyandang gelar insinyur, lebih-lebih Profesor. Ia bukan siswa yang memiliki otak cemerlang. Di kelas, duduknya tidak pernah di depan, selalu menjauh dari pandangan guru. “Nilaiku jelek di sekolah. Tapi saya tidak bersedih, karena dunia saya disekitar mesin, motor dan sepeda,” tutur tokoh ini, yang meninggal pada usia 84 tahun, setelah dirawat di RS Juntendo, Tokyo, akibat mengindap lever. Saat merintis bisnisnya Soichiro Honda selalu diliputi kegagalan. Ia sempat jatuh sakit, kehabisan uang, dikeluarkan dari kuliah. Namun ia trus bermimpi dan bermimpi…

Kecintaannya kepada mesin, mungkin ‘warisan’ dari ayahnya yang membuka bengkel reparasi pertanian, di dusun Kamyo, distrik Shizuko, Jepang Tengah, tempat kelahiran Soichiro Honda. Di bengkel, ayahnya memberi cathut (kakak tua) untuk mencabut paku. Ia juga sering bermain di tempat penggilingan padi melihat mesin diesel yang menjadi motor penggeraknya. Di situ, lelaki kelahiran 17 November 1906, ini dapat berdiam diri berjam-jam. Di usia 8 tahun, ia mengayuh sepeda sejauh 10 mil, hanya ingin menyaksikan pesawat terbang.

Ternyata, minatnya pada mesin, tidak sia-sia. Ketika usianya 12 tahun, Honda berhasil menciptakan sebuah sepeda pancal dengan model rem kaki. Tapi, benaknya tidak bermimpi menjadi usahawan otomotif. Ia sadar berasal dari keluarga miskin. Apalagi fisiknya lemah, tidak tampan, sehingga membuatnya rendah diri.

Di usia 15 tahun, Honda hijrah ke Jepang, bekerja Hart Shokai Company. Bosnya, Saka Kibara, sangat senang melihat cara kerjanya. Honda teliti dan cekatan dalam soal mesin. Setiap suara yang mencurigakan, setiap oli yang bocor, tidak luput dari perhatiannya. Enam tahun bekerja disitu, menambah wawasannya tentang permesinan. Akhirnya, pada usia 21 tahun, bosnya mengusulkan membuka suatu kantor cabang di Hamamatsu. Tawaran ini tidak ditampiknya.

Di Hamamatsu prestasi kerjanya tetap membaik. Ia selalu menerima reparasi yang ditolak oleh bengkel lain. Kerjanya pun cepat memperbaiki mobil pelanggan sehingga berjalan kembali. Karena itu, jam kerjanya larut malam, dan terkadang sampai subuh. Otak jeniusnya tetap kreatif. Pada zaman itu, jari-jari mobil terbuat dari kayu, hingga tidak baik meredam goncangan. Ia punya gagasan untuk menggantikan ruji-ruji itu dengan logam. Hasilnya luarbiasa. Ruji-ruji logamnya laku keras, dan diekspor ke seluruh dunia. Di usia 30, Honda menandatangani patennya yang pertama.

Setelah menciptakan ruji, Honda ingin melepaskan diri dari bosnya, membuat usaha bengkel sendiri. Ia mulai berpikir, spesialis apa yang dipilih? Otaknya tertuju kepada pembuatan Ring Pinston, yang dihasilkan oleh bengkelnya sendiri pada tahun 1938. Sayang, karyanya itu ditolak oleh Toyota, karena dianggap tidak memenuhi standar. Ring buatannya tidak lentur, dan tidak laku dijual. Ia ingat reaksi teman-temannya terhadap kegagalan itu. Mereka menyesalkan dirinya keluar dari bengkel.

Kuliah karena kegagalan itu, Honda jatuh sakit cukup serius. Dua bulan kemudian, kesehatannya pulih kembali. Ia kembali memimpin bengkelnya. Tapi, soal Ring Pinston itu, belum juga ada solusinya. Demi mencari jawaban, ia kuliah lagi untuk menambah pengetahuannya tentang mesin. Siang hari, setelah pulang kuliah - pagi hari, ia langsung ke bengkel, mempraktekan pengetahuan yang baru diperoleh. Setelah dua tahun menjadi mahasiswa, ia akhirnya dikeluarkan karena jarang mengikuti kuliah.

“Saya merasa sekarat, karena ketika lapar tidak diberi makan, melainkan dijejali penjelasan bertele-tele tentang hukum makanan dan pengaruhnya,” ujar Honda, yang gandrung balap mobil. Kepada Rektornya, ia jelaskan maksudnya kuliah bukan mencari ijasah. Melainkan pengetahuan. Penjelasan ini justru dianggap penghinaan.

Berkat kerja kerasnya, desain Ring Pinston-nya diterima. Pihak Toyota memberikan kontrak, sehingga Honda berniat mendirikan pabrik. Eh malangnya, niatan itu kandas. Jepang, karena siap perang, tidak memberikan dana. Ia pun tidak kehabisan akal mengumpulkan modal dari sekelompok orang untuk mendirikan pabrik. Lagi-lagi musibah datang. Setelah perang meletus, pabriknya terbakar dua kali.

Namun, Honda tidak patah semangat. Ia bergegas mengumpulkan karyawannya. Mereka diperintahkan mengambil sisa kaleng bensol yang dibuang oleh kapal Amerika Serikat, digunakan sebagai bahan mendirikan pabrik. Tanpa diduga, gempa bumi meletus menghancurkan pabriknya, sehingga diputuskan menjual pabrik Ring Pinstonnya ke Toyota. Setelah itu, Honda mencoba beberapa usaha lain. Sayang semuanya gagal.

Akhirnya, tahun 1947,setelah perang Jepang kekurangan bensin. Di sini kondisi ekonomi Jepang porak-poranda. Sampai-sampai Honda tidak dapat menjual mobilnya untuk membeli makanan bagi keluarganya. Dalam keadaan terdesak, ia memasang motor kecil pada sepeda. Siapa sangka, “sepeda motor” - cikal bakal lahirnya mobil Honda - itu diminati oleh para tetangga. Mereka berbondong-bondong memesan, sehingga Honda kehabisan stok.

Disinilah, Honda kembali mendirikan pabrik motor. Sejak itu, kesuksesan tak pernah lepas dari tangannya. Motor Honda berikut mobinya, menjadi “raja” jalanan dunia, termasuk Indonesia. Soichiro Honda mengatakan, janganlah melihat keberhasilan dalam menggeluti industri otomotif. Tapi lihatlah kegagalan-kegagalan yang dialaminya. “Orang melihat kesuksesan saya hanya satu persen. Tapi, mereka tidak melihat 99% kegagalan saya”, tuturnya. Ia memberikan petuah ketika Anda mengalami kegagalan, yaitu mulailah bermimpi, mimpikanlah mimpi baru dan berusahalah untuk merubah mimpi itu menjadi kenyataan.

Kisah Honda ini, adalah contoh bahwa Suskes itu bisa diraih seseorang dengan modal seadanya, tidak pintar di sekolah, ataupun berasal dari keluarga miskin. Jadi buat apa kita putus asa bersusah hati merenungi nasib dan kegagalan. Tetaplah tegar dan teruslah berusaha, lihatlah Honda sang ”Raja” jalanan.

5 Resep keberhasilan Honda:

1. Selalulah berambisi dan berjiwa muda.
2. Hargailah teori yang sehat, temukan gagasan baru, khususkan waktu memperbaiki produksi.
3. Senangilah pekerjaan Anda dan usahakan buat kondisi kerja Anda senyaman mungkin.
4. Carilah irama kerja yang lancar dan harmonis.
5. Selalu ingat pentingnya penelitian dan kerja sama.

Rabu, 25 Juni 2008

"HISTORICAL FORCES"

Historical Forces merupakan teori dari manusia modern untuk membedakan dirinya dengan manusia tradisioanal. Alex Inkels memberi rumusan tentang manusia modern, menurutnya, apabila masyarakat mendapat pendidikan manusia modern, maka masyarakat itu secara berangsur-angsur akan dapat merubah sendiri sistem atau struktur sosialnya.

"Rekayasa Sosial" akan terjadi dengan cara merubah kepribadian individu yang terlibat dalam pranata sosial. Bagaimana kita merubah kepribadian seseorang? Salah satu jawabannya adalah dengan cara menanamkan ide-ide modern.

Ciri manusia modern

Pertama, terbuka pada pengalaman-pengalaman baru serta tidak apriori terhadap pendapat dan fikiran-fikiran yang baru. Ia selalu terbuka dan mempunyai keinginan untuk mengetahui hal-hal baru.

Kedua, mandiri, tidak tergantung kepada pemilik otoritas, seperti orang tua, kepala suku, raja atau atasan dll.

Ketiga, percaya pada sains untuk memecahkan masalah.

Keempat, mobility orientation. Orang modern mempunyai keinginan untuk meningkatkan satusnya.

Kelima, mempunyai rencana jangka pangkang dalam hidupnya. Hidupnya direncanakan dan mempunyai target

Keenam, aktif politik.

Sedangkan manusia tradisonal lebih cenderung tertutup dari gagasan dan ide dan hal-hal baru. Cenderung tidak toleran terhadap pendapat baru, ketergantungan pada otoritas dan percaya pada takhayul. Orientasinya tidak ditujukan pada mobilitas tetapi pada ketenangan. Selain itu manusia tradisional rencananya lebih pada rencana jangka pendek dan juga fasif terhadap politik.

Jumat, 13 Juni 2008

"Orang Gila"

Ini sebuah cerita, yang terjadi di negeri antah berantah, tampat dan kejadiaannya tidak dikenal.Termasyhur suatu negeri yang subur makmur dengan dipimpin oleh Raja yang tirani. Pada suatu masa negeri itu dilanda paceklik. Tidak ada satupun hasil bumi yang dapat dipanen. Sang Raja gusar dan marah karena tidak ada pasokan untuk dirinnya. Pada suatu hari sang Raja bersama pejabat istana melakukan peninjauan lokasi, dan ternyata semua lahan pertanian dan perkebunan yang menjadi sumber kehidupan tidak ada yang dapat di panen. Raja marah kepada pegawainya dengan alasan semua terjadi karena pejabat kerajaan tidak bisa menjalankan tugas dengan baik. Tiba-tiba ada "orang gila" berjalan dengan tenangnya di depan sang Raja, tentu saja Rajapun marah besar. "Pengawal tangkap orang gila itu, karena sudah berlaku tidak sopan:" kata Raja. Dua pengawal menangkap orang tersebut dengan alasan orang tersebut telah berlaku tidak sopan. Ketika ditangkap "orang gila" itu berkata ; "Dulu aku bersedih hati, karena aku merasa orang gila di negeri ini hanya aku seorang. Tetapi hari ini aku sangat gembira, karena ternyata orang gila di negeri ini banyak. Aku mempunyai teman, sama-sama orang gila".
Pada suatu hari, Rasulullah melewati sekelompok orang yang sedang berkumpul. Beliau bertanya "Karena apa kalian berkumpul di sini?" Para Sahabat menjawab: "Kami berkumpul di sini sedang melihat orang gila mengamuk ya Rasulullah". Beliau bersabda, "Orang ini bukanlah gila.Ia sedang mendapat musibah". Tahukah kalian siapa orang gila sebenarnya? Beliau menjelaskan, orang gila ialah orang yang berjalan dengan sombong, yang memandang orang lain dengan pandangan yang merendahkan, yang kejelakannya membuat orang tidak merasa aman dan kebaikannya tidak pernah diharapkan.Itulah orang gila yang sebenarnya (al-majnunu haqq al-majnuun)